Abstract
Nowadays, IT maintenance is mostly
needed by the companies, even small scale companies. It must be supported by 4
(four) factors to be a key in increasing competition power and competitive
advantages for the companies. They are (1) IT management system; (2) IT storage
management; (3) IT defense system and (4) Pervasive management.
By the way, companies which won’t
maintenance the four factors will be a looser in the business competition.
That’s way IT maintenance is a must for every companies to reach their
competitive advantages.
A. Pendahuluan
Dalam era perdagangan bebas seperti saat sekarang ini, masalah daya
saing dan keunggulan saing merupakan isu kunci dan sekaligus sebagai tantangan
yang tidak ringan bagi bangsa dan rakyat Indonesia. Salah satu ujud konkret
tantangan globalisasi dalam produksi misalnya kita dituntut agar produk
Indonesia mampu bersaing terhadap produk luar yang masuk ke Indonesia. Ataupun
di pasar internasional produksi kita didefinisikan (bukan penyedia barang murah
bersubsidi) tidak saja akan membuat murah produk yang dihasilkan tetapi juga
akan membangun produk Indonesia yang mempunyai keunggulan kompetitif (competitive advantages).
Dalam pasar dunia yang semakin terbuka, masalah daya saing akan
menghadapi tantangan yang tidak ringan,
maka tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi niscaya produk
suatu negara, termasuk produk Indonesia, tidak akan mampu menembus pasar
internasional. Bahkan masuknya produk impor dapat mengancam posisi pasar
domestik. Dengan kata lain, dalam pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif (competitive advantages) merupakan
faktor penentu dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu, upaya
meningkatkan daya saing dan membangun keunggulan kompetitif bagi produk
Indonesia tidak dapat ditunda-tunda lagi dan sudah selayaknya menjadi perhatian
berbagai kalangan, bukan saja bagi para pelaku bisnis itu sendiri tetapi juga
bagi aparat birokrasi, berbagai organisasi dan anggota masyarakat yang
merupakan lingkungan kerja dari kegiatan bisnis korporasi (bisnis corporate).
Globalisasi ekonomi di awal abad 21 merupakan suatu
proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia
menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan
batas teritorial negara. Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain
terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: Globalisasi produksi, di mana perusahaan
berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi
lebih rendah. Globalisasi pembiayaan, perusahaan global mempunyai akses untuk
memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio
ataupun langsung) di semua negara di dunia. Globalisasi tenaga kerja, maka human movement akan semakin mudah dan
bebas. Globalisasi jaringan informasi, masyarakat suatu negara dengan mudah dan
cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan
teknologi. Globalisasi perdagangan, terwujud
dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif
serta penghapusan berbagai hambatan nontarif.
Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan
fair. Bahkan, transaksi menjadi semakin cepat karena "less papers/documents" dalam perdagangan, tetapi dapat
mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yang semakin canggih.
Pada kegiatan bisnis korporasi (bisnis
corporate) di atas dapat dikatakan bahwa globalisasi mengarah pada
meningkatnya ketergantungan ekonomi antarnegara melalui peningkatan volume dan
keragaman transaksi antarnegara (cross-border
transactions) dalam bentuk barang dan jasa, aliran dana internasional (international capital flows),
pergerakan tenaga kerja (human movement)
dan penyebaran teknologi informasi yang cepat. Sehingga secara sederhana dapat
dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti telah merupakan salah satu
kekuatan yang memberikan pengaruh terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan
manusia, lingkungan kerja dan kegiatan bisnis corporate di Indonesia. Kekuatan ekonomi global menyebabkan bisnis
korporasi, termasuk swasta, BUMN/BUMD ataupun koperasi, perlu melakukan
tinjauan ulang terhadap struktur dan strategi usaha serta melandaskan strategi
manajemennya dengan basis entrepreneurship,
cost efficiency dan competitive
advantages.
Salah satu upaya menciptakan keunggulan bersaing dalam situasi pasar
bisnis yang sangat dinamis seperti sekarang ini adalah melakukan pendayagunaan
teknologi informasi. Pendayagunaan teknologi informasi (TI) memegang peranan
yang sangat penting dalam menjamin kelancaran dan optimisasi layanan ke
pelanggan serta meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Ada sejumlah faktor
penting yang mempengaruhi pentingnya peranan pendayagunaan TI dalam suatu
perusahaan, seperti meningkatnya popularitas web, pertumbuhan komputasi pervasive,
serta hadirnya model bisnis baru. Akibatnya, kini perusahaan mempunyai
kesempatan lebih luas di sisi penawaran dan layanan bagi pelanggannya. Dan,
makin besarnya peluang yang dimiliki setiap perusahaan, tentu membuat tantangannya
semakin berat. Oleh sebab itu, perusahaan membutuhkan model bisnis yang tepat
dan solusi manajemen teknologi yang bisa mendayagunakan semua aset teknologi
secara baik dan membantu perusahaan secara cepat dalam menjawab kebutuhan
bisnis dan pasar yang terus berkembang.
Tulisan singkat ini mencoba mengungkap pendayagunaan teknologi
informasi untuk mencapai keunggulan bisnis perusahaan.
B. Teknologi Informasi sebagai Aplikasi Iptek
Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), saat ini merupakan kata
kunci bagi keberhasilan pembangunan suatu bangsa maupun suatu perusahaan.
Perjalanan sejarah serta pengalaman beberapa negara, ternyata inovasi teknologi merupakan salah satu
aspek yang memiliki daya dongkrak (leverage)
yang sangat tinggi bagi daya saing suatu bangsa. Hal ini menunjukkan adanya
pergeseran yang besar dalam paradigma pembangunan suatu negara, yang semula
hanya mengandalkan sumber daya alam sebagai tumpuan pembangunan, berubah
menjadi sumber daya manusia dan sumber daya iptek. Beberapa negara maju bahkan
sudah lama menjadikan iptek sebagai penghela utama dalam pembangunan bangsanya.
Konsep “knowledge base economy” (KBE
atau ekonomi berbasis pengetahuan/EBP) merupakan konsep yang mencerminkan
kondisi tersebut. Saat ini konsep EBP banyak dikembangkan di negara-negara
maju, yang pada intinya menekankan betapa sangat berperannya teknologi dan
informasi dalam pembangunan suatu bangsa.
Pada dasarnya salah satu kunci keberhasilan suatu bangsa menerapkan inovasi teknologi dalam pembangunannya
adalah adanya dukungan sistem kelembagaan inovasi-difusi
yang sudah mapan. Antar satu lembaga dengan lembaga lainnya saling bersinergi,
sehingga tercipta jejaring kerjasama yang saling mengisi untuk menghasilkan inovasi yang benar-benar mampu
meningkatkan daya saing bangsa dalam persaingan global.
Dalam pada itu, untuk
mengantisipasi persaingan antar bangsa yang semakin ketat, secara legal formal
Bangsa Indonesia telah memiliki landasan kuat untuk mendayagunakan Iptek dalam
kehidupan berbangsa, yakni Pasal 31 Ayat 5 UUD 45 hasil Amandemen ke 4. Lebih
jauh lagi, sejak tahun 2002 Indonesia telah memiliki UU No 18 tahun 2002
mengenai Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek
(Sinasiptek).
Tujuan dari pembuatan UU tersebut adalah untuk memperkuat daya dukung
iptek bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara serta meningkatkan
daya saing dan kemandirian dalam pergaulan antar bangsa. Kelembagaan dan
jejaring kerja antar lembaga iptek merupakan aspek yang diatur dalam
undang-undang tersebut.
Dalam UU no 18 tahun 2002, kelembagaan iptek terdiri atas unsur
perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha, dan lembaga penunjang. Lembaga
litbang sebagai salah satu unsur kelembagaan dalam Sinasiptek berfungsi
menumbuhkan kemampuan pemajuan iptek. Lembaga litbang bertanggung jawab mencari
berbagai penemuan (invention) di
bidang iptek serta menggali potensi pendayagunannya. Lembaga litbang dapat
berupa organisasi yang berdiri sendiri, atau bagian dari organisasi pemerintah,
pemerintah daerah, perguruan tinggi, badan usaha, lembaga penunjang, dan
organisasi masyarakat. Untuk memadukan sinergisme kerja berbagai unsur
kelembagaan iptek, Undang-undang tersebut menjelaskan mengenai jaringan
Sinasiptek. Jaringan tersebut berfungsi untuk membentuk jalinan hubungan interaktif
yang memadukan unsur-unsur kelembagaan iptek dalam menghasilkan kinerja dan
manfaat lebih besar dibandingkan apabila masing-masing unsur kelembagaan
berjalan secara sendiri-sendiri. Untuk mengembangkan jaringan tersebut seluruh
elemen Sinasiptek wajib mengusahakan kemitraan dalam hubungan yang saling
mengisi, melengkapi, memperkuat, dan menghindarkan terjadinya tumpang tindih
yang merupakan pemborosan.
Dalam suatu perusahaan salah satu tantangan yang lazim dihadapi
perusahaan dalam pengelolaan teknologi adalah kurangnya sumber daya. Banyak
perusahaan harus mengelola sistem TI dengan keterampilan, sumber daya, dan
anggaran yang terbatas. Terbatasnya jumlah sumber daya manusia (SDM) dan
tingginya tingkat turn-over SDM
membuat perusahaan kewalahan dalam mengantisipasi kebutuhan pasar dengan
kemajuan teknologi yang begitu dinamis. Solusi manajemen yang tepat diperlukan
tidak hanya untuk mengelola sumber daya TI, tapi juga harus memberikan
informasi yang mudah dipahami dan digunakan dalam lingkungan multiplatform. Dengan demikian,
keterampilan sumber daya manusia dapat dioptimalkan untuk melakukan pemikiran
analitis dan strategis yang tujuan akhirnya adalah meningkatkan kinerja
perusahaan. Sebagai contoh, sebuah solusi manajemen yang baik bisa menunjukkan
titik-titik lemah dalam sebuah jaringan komputer, misalnya komputer yang
berkinerja rendah. Dengan kemampuan ini, pengguna tak perlu memeriksa/menguji
secara manual, satu-per-satu, setiap komponen jaringannya.
C. E-Business dan E-Commerce Bentuk Optimisasi Layanan ke Pelanggan
Salah satu bentuk pendayagunaan teknologi informasi untuk keunggulan
bersaing adalah perwujudan pemanfaatan keunggulan teknologi informasi untuk
pelayanan ke pelanggan. Dalam kaitannya dengan pelanggan, solusi manajemen TI
akan menjamin optimisasi (kondisi
terbaik) layanan bisnis ke pelanggan. Bentuk solusi manajemen ini harus
menyediakan perangkat yang efektif dan terintegrasi untuk mengelola
infrastruktur teknologi. Di samping memiliki infrastruktur yang reliabel,
solusi manajemen TI juga harus bisa membantu perusahaan mengimplementasikan
pendekatan inovatif terhadap bisnis
dan memanfaatkan aset teknologi untuk meningkatkan kinerja melalui pilihan
aplikasi bisnis strategis yang luas.
Bentuk konkret aplikasi teknologi informasi dalam bisnis yang
akhir-akhir ini banyak ditulis dan dibahas mengenai e-business baik di media cetak maupun elektronik, sebut saja
Fortune, The Economist, Asian Business. Kalau beberapa waktu yang lalu Amerika
dan negara-negara di Eropa demam internet, kini gilirannya di Asia, bahkan
Indonesia. Internet telah menjadi bagian dari gaya hidup baru. Gelombang
informasi yang dapat diakses dengan media ini berpengaruh besar dalam semua
bidang, termasuk bidang ekonomi dan bisnis. Bahkan bidang ini terdapat
kehadiran berbagai istilah baru sebut saja, e-commerce,
e-business, e-PR, e-marketing dan lain-lain.
Pengertian dari beberapa istilah antara lain : Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic Business (bisnis yang
dilakukan dengan menggunakan electronic
transmission), oleh para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan
definisinya dari terminologi E-Commerce
(Perniagaan Elektronik). Secara umum e-commerce dapat didefinisikan sebagai
segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade
of goods and service) dengan menggunakan media elektronik. Jelas, selain
dari yang telah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tersebut
merupakan bagian dari kegiatan bisnis. Kesimpulan: "e-commerce is a part of e-business". E-PR (Electronic Public Relations) atau humas melalui elektronik
merupakan bagian dari E-Marketing
(Pemasaran Elektronik), sebab E-Marketing
membawahi semua jenis komunikasi pemasaran online.
E-PR adalah penerapan dari perangkat ICT (Information
and Communication Technologies) untuk keperluan public relations. Praktisi E-PR harus seorang yang handal
dalam berselancar di dunia maya dan tahu ke mana saja mereka harus berselancar
untuk membangun brand. E-PR adalah
satu-satunya cara untuk membangun brand
di dunia yang tidak kasat yaitu dunia maya mengingat internet telah
menghadirkan dunia maya di samping dunia nyata.
Internet banyak disadari para perilaku bisnis sebagai salah satu tool (alat) untuk mengembangkan bisnis
di masa depan. Bahkan Indonesia diproyeksikan sebagai salah satu kawasan e-business utama di kawasan Asia untuk
masa mendatang. Banyak konglomerat Indonesia yang memilih untuk terjun ke dunia
e-business, seperti Eka Tjipta, James
Riady, Peter Gonta, Grup Bakrie dan masih ada yang lainnya. Nah, bagaimana
menurut penuturan para pakar dan pimpinan perusahaan mengenai e-business tersebut?
Para pakar berbagi pengalaman dan kegunaan e-business yang dibahas dari berbagai segi. Berbagai situs internet
yang kian hari makin semarak merupakan salah satu modal untuk terjun ke e-business. Sebab dengan adanya e-business orang dapat bertransaksi
langsung dengan jangkauan global. Selain peluang pertumbuhan yang dicapai
perusahaan menjadi lebih besar, perusahaan berarti melakukan lompatan jauh ke
depan berbisnis tanpa batas wilayah. Di samping itu, e-business memungkinkan
para perusahaan menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan di seluruh dunia
dan dapat secara langsung dengan buyer
melalui cara yang lebih cepat dan efisien serta hemat biaya.
D. Kriteria Penerapan E-Business dalam Perusahaan
Salah satu alasan perusahaan menerapkan e-business adalah efisiensi. Kriteria
penilaian efisiensi dapat didasarkan pada analisis internal perusahaan untuk
melihat penerapan e-business terhadap
kemampuan perusahaan meningkatkan revenue
dan menurunkan biaya operasional. Adapun kriteria seberapa jauh perusahaan
telah menerapkan e-business dilihat
dari beberapa indikator dan setelah diperoleh data maka perlu dilakukan
penilaian dengan melakukan pembobotan dari beberapa indikator yang ada.
Beberapa kriteria yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1.
Customer Value
Yang dimaksud customer value adalah nilai-nilai
yang diterima oleh konsumen dilihat dari semua aspek nilai-nilai perusahaan
yang melekat dalam produk dan atau jasa yang diberikan kepada konsumen.
Pemahaman ini didasarkan juga pada pengertian yang disebutkan oleh Phillip
Kotler (1999) yang menyatakan, ‘Total customer value is the bundle of
benefits customer expect from a given product or service.’
2. Proses Efisiensi
Melihat proses efisiensi suatu perusahaan dalam berbagai
bidang industri akan sangat bervariasi. Proses efisiensi sendiri didefinisikan
sebagai kemampuan perusahaan untuk mengoptimalisasi rasio input terhadap
output. Pendekatan umum yang bisa digunakan untuk menilai efisiensi
adalah dengan melihat kinerja keuangan. Proses efisiensi suatu perusahaan dapat
dilihat berdasarkan rasio antara sales
dan total jumlah karyawan. Rasio ini setidaknya menggambarkan efisiensi secara
umum di perusahaan, meskipun belum memberikan gambaran secara khusus efisiensi
secara mendetail.
3. Inovasi
Inovasi dalam bidang teknologi informasi di perusahaan
dinilai berdasarkan jenis dan frekuensi penerapan ide atau gagasan baru dalam
proses bisnis maupun yang berhubungan langsung dengan produk atau jasa yang
diberikan. Inovasi ini ditentukan dalam hitungan satu tahun terakhir.
4. Human Resources
Sumber daya manusia dalam konteks penilaian pelaksanaan e-business di suatu perusahaan adalah
sumber daya manusia dalam perusahaan yang dapat menunjang dan mendukung
strategi perusahaan dalam menerapkan e-business.
Beberapa hal yang dinilai adalah:
a. Persentase
karyawan yang memiliki kemampuanmenggunakan komputer terhadap total jumlah
karyawan.
b. Banyaknya
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam bidang teknologi
informasi yang diberikan perusahaan dalam jangka waktu satu tahun.
c. Persyaratan
minimum kemampuan/keahlian dalam bidang teknologi informasi bagi karyawan yang
akan masuk perusahaan.
5. Komitmen manajemen terhadap pengembangan teknologi
informasi
Komitmen ini bisa dilihat dari jumlah investasi yang
ditanamkan untuk pengembangan e-business di perusahaan. Komitmen manajemen
dalam penilaian ini diartikan sebagai besarnya perhatian manajemen perusahaan
terhadap penerapan e-business
perusahaan dilihat dari besarnya investasi dalam bidang teknologi informasi.
6.
Penggunaan
Internet
Tingkat penggunaan internet untuk menunjang implementasi
e-business di perusahaan juga
merupakan salah satu indikator pelaksanaan e-business.
Pendekatan ini dilakukan dengan melihat:
a. Perbandingan
penggunaan personal address dengan domain perusahaan terhadap total
jumlah karyawan.
b. Tersedianya
situs perusahaan.
c. Tersedianya
transaksi bisnis melalui internet.
D. Keberhasilan Pemberdayaan TI dan Prospeknya
Pemberdayaan/pendayagunaan teknologi adalah kebutuhan yang dimiliki
dan harus dipenuhi oleh semua perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil
untuk mempunyai daya saing yang kompetitif. Untuk perusahaan kecil dibutuhkan
solusi manajemen TI dengan ketentuan antara lain: (1) mempunyai kemampuan untuk mengelola aplikasi, sistem, jaringan,
dan internet tanpa mengganggu roda perusahaan yang telah berjalan lancar; (2) Ada kepercayaan (accountability) terhadap semua pihak
yang terlibat; (3) Ada ketangguhan
dalam menghadapi perubahan yang cepat.
Untuk mendukung keberhasilan dalam pengelolaan teknologi informasi
harus didukung oleh beberapa hal :
1.
Perangkat keras : Perangkat
keras bagi sesuatu system informasi terdiri atas masukan dan keluran. unit
meyimpan file dan sebagainnya, peralatan penyiapan data dan terminal masukan
dan keluaran.
2.
Perangkat lunak : Seperti
system perangkat lunak umum seperti
system pengoprasian. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model
analisis dan keputusan. Dan perangkat lunak yang spesifik.
3.
Sistem keamanan, untuk memberikan
solusi keamanan yang terpusat.
4.
Pervasive manajemen merupakan suatu
solusi yang dapat membangun, memberikan, dan mengelola secara cepat dan tepat
kebutuhan layanan perangkat bergerak dengan semua perkembangannya.
5.
File : File yang berisikan
program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan fisik.
6.
Prosedur : merupakan komponen
fisik bentuk fisik, seperti buku panduan dan instruksi.
7.
Personalia dan pengoprasian :
Operator computer, analis system, pembuat program, personalia penyiapan data, pemimpin
system informasi.
E. Kesimpulan.
Pemberdayaan teknologi informasi saat sekarang ini sudah merupakan
kebutuhan yang dimiliki dan harus dipenuhi oleh semua perusahaan, baik
perusahaan berskala besar maupun perusahaan berskala kecil agar mempunyai daya
saing yang kompetitif. Solusi manajemen TI bagi perusahaan yang berskala kecil
antara lain yang penting perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengelola
aplikasi, sistem, jaringan, dan internet. Dalam perusahaan harus ada
kepercayaan (accountability) terhadap
semua pihak yang terlibat dan ada ketangguhan dalam menghadapi perubahan yang
cepat.
Faktor
penentu keberhasilan pengelolaan teknologi informasi di dalam perusahaan harus
didukung paling tidak oleh beberapa hal ini , yaitu: (1) Perangkat keras; (2) Perangkat luinak; (3) Sistem keamanan;
(4) dan Pervasive manajemen diharapkan akan menjadi kunci keberhasilan
dalam transformasi e-business; (5) file; (6) Prosedur; (7) Personalia dan
pengoprasian. Kondisi saat ini serta masa-masa mendatang, para analis memprediksikan
bahwa pengelolaan teknologi informasi melalui e-business maupun e-commerce merupakan
kunci keberhasilan dalam memenangkan persaingan. Oleh karena itu jika sebuah
perusahaan tidak melakukan hal tersebut akan kalah bersaing dengan para pesaingnya (kompetitornya). Untuk itu pengelolaan teknologi
sudah merupakan suatu keharusan bagi
setiap perusahaan untuk dapat meraih keunggulan yang kompetitif.
Dibuat Oleh
1. Adetia Marhadi (50409319)
2. Kurnia Eka Satria (54409609)
3. Tri Fuji H (52409127)
Dosen : Ertie Nur Hartiwati
Tidak ada komentar :
Posting Komentar