Terima Kasih Telah Berkunjung ^^

Komputasi Grid

Menurut definisi Grid Computing atau Komputasi Grid merupakan salah satu dari tipe Komputasi Paralel, adalah penggunaan sumber daya yang melibatkan banyak komputer terpisah secara geografis namun tersambung via jalur komunikasi (termasuk Internet) untuk memecahkan persoalan komputasi skala besar. Semakin cepat jalur komunikasi terbuka, maka peluang untuk menggabungkan kinerja komputasi dari sumber-sumber komputasi yang terpisah menjadi semakin meningkat. Dengan demikian, skala komputasi terdistribusi dapat ditingkatkan secara geografis lebih jauh lagi, melintasi batas-batas domain administrasi yang ada.


Suatu sistem melakukan komputasi grid yaitu :

  1. Sistem tersebut melakukan koordinasi terhadap sumberdaya komputasi yang tidak berada dibawah suatu kendali terpusat. Seandainya sumber daya yang digunakan berada dalam satu cakupan domain administratif, maka komputasi tersebut belum dapat dikatakan komputasi grid.
  2. Sistem tersebut menggunakan standard dan protokol yang bersifat terbuka (tidak terpaut pada suatu implementasi atau produk tertentu). Komputasi grid disusun dari kesepakatan-kesepakatan terhadap masalah yang fundamental, dibutuhkan untuk mewujudkan komputasi bersama dalam skala besar. Kesepakatan dan standar yang dibutuhkan adalah dalam bidang autentikasi, otorisasi, pencarian sumberdaya, dan akses terhadap sumber daya.Misalnya TCP/IP
  3. Sistem tersebut berusaha untuk mencapai kualitas layanan yang canggih, (nontrivial quality of service) yang jauh diatas kualitas layanan komponen individu dari komputasi grid tersebut.

Beberapa konsep dasar dari Komputasi Grid


  1. Sumber daya dikelola dan dikendalikan secara lokal.
  2. Sumber daya berbeda dapat mempunyai kebijakan dan mekanisme berbeda, mencakup Sumber daya komputasi dikelola oleh sistem batch berbeda, Sistem storage berbeda pada node berbeda, Kebijakan berbeda dipercayakan kepada user yang sama pada sumber daya berbeda pada Grid.
  3. Sifat alami dinamis: Sumber daya dan pengguna dapat sering berubah
  4. Lingkungan kolaboratif bagi e-community (komunitas elektronik, di internet)


Pendekatan Apa yang Dibutuhkan untuk Mengembangkan Komputasi Grid?

     Saat ini grid dikembangkan secara independen dan sering dalam bahasa tingkat rendah seperti dalam assembler.  Ini biasanya mahal, sulit untuk beradaptasi dengan aplikasi lainnya serta sistem jaringan lain. Pengembangan jaringan harus secara standar internasional. Pengembangan juga harus dilakukan dalam modul yang lebih kecil, seperti lapisan protokol yang berbeda yang merupakan dasar Internet saat ini. Developers/pengembang dibagi menjadi tiga kelas, yaitu pengembang Grid, Tool (Alat), dan Application (Aplikasi).

Grid Developers (Pengembang Grid)

Grid developers mengembangkan protokol dan menghasilkan perpustakaan rutin. Tantangan di sini adalah untuk menghasilkan sebuah perpustakaan protokol yang akan bekerja dengan baik dengan banyak teknologi yang mendasari (misalnya, berbagai jenis jaringan). Perpustakaan juga harus memenuhi banyak permintaan yang berbeda dari tool developers, sehingga sulit untuk memberikan performa terbaik pada setiap permintaan berbeda , sementara pada saat yang sama mengakomodasi teknologi mendasar yang berbeda. Karena itu akan terjadi pertempuran antara umum dan kinerja. Hal ini sangat penting untuk menstandarisasi semua protokol sehingga pengembang alat tahu bagaimana mereka dapat menerapkan pekerjaan mereka.

Tool Developers (Pengembang Alat)

Tool developers  berkonsentrasi pada pengembangan sistem yang akan mengurus hal-hal utama yang harus ada untuk menggunakan berbagai aplikasi. Keamanan harus diperhatikan, hal-hal seperti otentikasi dan kerahasiaan harus dilaksanakan. Mereka juga mengembangkan metode untuk pembayaran, yang sangat penting misalnya dalam grid on-demand. Akhirnya mereka juga mengembangkan metode untuk menemukan dan mengatur sumber daya dan informasi. Yang termasuk komunikasi, deteksi kesalahan dan banyak hal lagi. Tool developers harus menyesuaikan protokol mereka agar sesuai dengan protokol yang dikembangkan oleh grid developers dan juga mengingat permintaan dari para application developers. Semuanya harus distandarisasi sehingga application developers dapat dengan mudah memanfaatkan kemampuan dari tool-layert. Tool developers juga harus menginformasikan para application developers yang pelaksanaannya bisa mendapatkan kinerja yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Application Developers (Pengembang Aplikasi)


Application developers harus menggunakan semua metode yang mereka butuhkan dari tingkat alat untuk membuat program aplikasi khusus untuk end user (pengguna akhir). Aplikasi tersebut dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah sulit bagi pengguna akhir. Tantangan bagi application developers adalah menemukan algoritma yang membagi tugas ke ribuan tugas yang lebih kecil yang dapat ditangani secara terpisah dan untuk membuat tugas-tugas bekerja efisien dengan tool layer (lapisan alat). 

Kelebihan Komputasi Grid
  • Perkalian dari sumber daya: Resource pool dari CPU dan storage tersedia ketika idle.
  • Lebih cepat dan lebih besar: Komputasi simulasi dan penyelesaian masalah dapat berjalan lebih cepat dan mencakup domain yang lebih luas. 
  • Software dan aplikasi: Pool dari aplikasi dan pustaka standard, akses terhadap model dan perangkat berbeda, metodologi penelitian yang lebih baik. 
  • Data: Akses terhadap sumber data global dan hasil penelitian lebih baik. 
  • Ukuran dan kompleksitas dari masalah mengharuskan orang-orang dalam beberapa organisasi berkolaborasi dan berbagi sumber daya komputasi, data dan instrumen sehingga terwujud bentuk organisasi baru yaitu virtual organization.

Kekurangan Komputasi Grid

Kekurangan pada komputasi grid yang lebih ditekankan disini adalah mengenai hambatan yang dialami oleh masyarakat Indonesia dalam mengaplikasikan teknologi komputasi grid. Hambatan-hambatan tersebut adalah sebagai berikut : 
  • Manajemen institusi yang terlalu birokratis menyebabkan mereka enggan untuk merelakan fasilitas yang dimiliki untuk digunakan secara bersama agar mendapatkan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat luas. 
  • Masih sedikitnya sumber daya manusia yang kompeten dalam mengelola komputasi grid. 
  • Kurangnya pengetahuan yang mencukupi bagi teknisi IT maupun user non teknisi mengenai manfaat dari komputasi grid itu sendiri.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar